Selasa, 08 Juni 2010



asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa atau Japa dan diyakini berlokasi di Keling, kawasan timur Jepara sekarang ini, serta dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas.

Menurut seorang penulis Portugis bernama Tome Pires dalam bukunya “Suma Oriental”, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur dan berada dibawah pemerintahan Demak. Kemudian Aryo Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga.

Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadi mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat digantikan oleh ipar Faletehan /Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono dan Pangeran Hadiri suami. Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada tahun 1549.

Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar NIMAS RATU KALINYAMAT.

Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import. Disamping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak.

Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Adalah tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai “RAINHA DE JEPARA”SENORA DE RICA”, yang artinya Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.

Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hamper 40 buah kapal yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.

Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang di abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.

Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai “QUILIMO”.

Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis di abad 16 itu.

Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang di sebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.

Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadiri. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala TRUS KARYA TATANING BUMI atau terus bekerja keras membangun daerah.





Need for Speed, kala mendengar nama itu, tentunya benak kita akan tertuju langsung
pada game simulasi balap (racing) buatan Electronic Arts. Game ini telah dirilis sebanyak 9 sekuel semenjak tahun 1995. Game pertamanya berhasil meraih sukses di pasaran, dan hal itu tentunya telah mendongkrak popularitas judul "Need for Speed" di mata para gamer seluruh dunia, terutama pecinta game kebut-kebutan. Otomatis dengan popularitas tersebut, Electronic Arts terus berusaha menerbitkan sekuel-sekualnya, dengan persepsi bahwa nama game tersebut telah memiliki nilai jual yang tinggi.

Nah, di artikel ini akan dibahas, bagaimana setiap sekuelnya, mulai dari yang pertama hingga yang terakhir, mampu memberikan pengalaman baru bagi gamer sekalian dalam memainkan game ber-genre racing. Apakah EA sekedar mengandalkan nama besar Need for Speed, atau benarkah dalam game tersebut terdapat tonggak-tonggak sejarah perkembangan game racing? Dan juga bagaimana pasang surut perkembangan Need for Speed dari sekuel ke sekuel, semua akan diulas lengkap.

NEED FOR SPEED I, ROAD & TRACK PRESENTS: THE NEED FOR SPEED

Pada awalnya, game berjudul Need for Speed ini merupakan game untuk Playstation, yang diluncurkan oleh 3DO pada tahun 1994. Untuk versi PC-nya, dirilis pada 31 Agustus 1995, dan merupakan tonggak sejarah yang mengawali perjalanan panjang seri Need for Speed di dunia game PC. Game ini dibuat oleh Pioneer Production, dan kemudian dirilis oleh perusahaan game terkemuka Electronic Arts, yang mana EA terus menjadi pemegang lisensi penerbitan sekuel-sekuel Need for Speed selanjutnya, hingga saat ini. Game ini secara pintas lalu tampak seperti game balap biasa, tidak ada perbedaan sama sekali. Tetapi ketika Anda mulai memainkannya, Anda seperti merasakan ada di dalam mobil balap yang sebenarnya.

Secara presentasi mungkin sama, tapi Pioneer dan EA menambahkan unsur realisme yang luar biasa, yang kelak akan menjadi tonggak baru bagi dunia game balap PC. Selain terdapat elemen-elemen seperti top speed, acceleration, dan lainnya sebagai atribut kendaraan, Anda juga akan mendapati karakteristik unik dari tiap mobilnya, ada mobil yang berat untuk dikendalikan, ada mobil yang ringan dan memiliki tenaga besar sehingga terkesan over-powered, ada mobil yang stabil tetapi tidak bisa terlalu cepat. Nah, perbedaan realisme dari tiap mobil itulah yang belum pernah ada sebelumnya, dan Need for Speed memulainya pada tahun 1995, kelak di kemudian hari, hampir semua developer game menggunakan ide tersebut untuk membuat game mereka tampak lebih nyata. Bahkan untuk mendukung semua ini, EA menjalin kerja sama dengan majalah otomotif kenamaan, Road & Track. Kerja sama ini sedikit banyak membantu EA untuk mendesain mobil-mobilnya supaya benar-benar sesuai dengan yang asli.

Salah satu ide terbaru, bahkan boleh kami katakan sebagai ide terbaik dalam sejarah dunia game balap, EA dan timnya memasukkan tema "hot pursuit", yaitu aksi kebut-kebutan sambil menghindari kejaran polisi lalu lintas. Kelak ide tersebut akan menjadi contoh bagi sekian banyak game racing, dan tampaknya hingga saat ini, tema "hot pursuit" tersebut begitu diminati oleh para gamer.

Soal sisi teknis, untuk tahun itu game balap keluaran EA ini termasuk istimewa. Pada saat itu, CPU yang menjadi trend di masyarakat umumnya adalah 486. Sedangkan untuk bermain game ini dengan efek grafis penuh, dibutuhkan minimal Pentium 90 (Jangan dibandingkan dengan jaman sekarang, ok?!). Yang sangat menarik dari sisi grafis game ini, setiap mobil memiliki desain dashboard yang berbeda, semua disesuaikan dengan dashboard mobil yang sebenarnya, keren bukan?! Dan itu juga merupakan yang pertama kalinya.

Untuk pengisian suara dan penyertaan klip-klip FMV, EA telah berupaya demikian baiknya, sehingga setiap mobil memiliki suara yang berbeda, terutama saat berpindah gigi. Anda juga bisa menyaksikan pembalap rival menghina dan meremahkan Anda ketika Anda kalah atau tertangkap, semua tersaji dalam FMV singkat yang semakin membuat Anda terbawa ke dalam game. So, Need for Speed edisi perdana ini merupakan yang terbaik di jamannya dan merupakan sejarah bagi dunia PC gaming, terutama untuk racing game.

Seiring dengan kesuksesan seri perdananya, mereka meluncurkan Need for Speed SE (Special Edition), di mana dalam edisi ini ditambahkan 2 bonus track dan fasilitas TCP/IP networking, dalam hal ini, Need for Speed menjadi game balap pertama yang dapat dimainkan dalam network. Hanya saja, edisi spesialnya ini kurang mendapat sambutan, sehingga sering disebut "episode yang hilang" karena nyaris tak terdengar suaranya.

Senin, 23 Maret 2009


TENGERANG - Merasakan di depan kemudi mobil premium saja, sudah menghadirkan sensasi tersendiri. Namun bagaimana jika kita menjajalnya di sirkuit balap. Tentu sensasinya akan berbeda, seperti kesempatan yang diberikan untuk memacu mobil-mobil sport BMW.

BMW Indonesia selaku agen pemegang merek BMW di Indonesia, Sabtu (21/3/2009) ini menawarkan pengalaman itu di sirkuit Lippo Village International Formula dalam kegiatan bertajuk "BMW Track Day".

"Hari ini BMW kembali ke asalnya, yaitu track sirkuit balapan," ujar Helena Abidin, Corporate Comuunication BMW Indonesia dalam sambutannya.

Sebanyak 300 peserta terdaftar dalam kegiatan ini. BMW Indonesia sendiri menyediakan sebanyak 20 unit, mulai seri 3 dan seri 5. Selain itu anggota klub BMW Community yang ikut dalam acara ini juga mengikutikan model wah seperti M3, D3, dan M6 convertible.

BMW Indonesia juga menawarkan Wartawan untuk menajajal wahana slalom yang diberi nama Dynamic Drive menggunakan seri 3. Selain itu disediakan pula M3 untuk dijajal keadalannya di arena sirkuit